Dunia musik Batak kehilangan salah satu maestro terbaiknya. Jack Marpaung, penyanyi dan musisi legendaris, dikabarkan meninggal dunia pada usia 76 tahun. Kabar duka ini pertama kali disampaikan oleh musisi Posan Tobing melalui unggahan di media sosial, yang menyebut bahwa Indonesia, khususnya pecinta musik Batak, kehilangan sosok berpengaruh dalam industri musik.
Lahir di Porsea, Toba, pada 14 April 1948, Jack tumbuh di tengah kehidupan yang penuh tantangan. Sejak kecil, ia telah terbiasa menghadapi didikan keras dari orang tuanya. Namun, masa kecilnya tidak selalu berjalan mulus. Ia sempat hidup di jalanan bersama teman-temannya sebelum memutuskan merantau ke Jakarta dengan harapan mengubah nasib.
Di Jakarta, perjalanan hidup Jack tidak serta-merta berubah. Ia harus melalui berbagai kesulitan sebelum akhirnya mendapat kesempatan tampil di sebuah hotel berbintang. Momen tersebut menjadi awal dari kebangkitannya di dunia musik. Tak lama kemudian, Jack membentuk grup musik Trio Lasidos yang kemudian menjadi pintu masuk menuju dunia rekaman.
Nama Jack Marpaung mulai dikenal luas ketika Trio Lasidos meluncurkan lagu-lagu hits seperti “Kamar 13” dan “Surat Narara.” Beberapa karyanya, seperti “Lisken,” “Alani Ho,” dan “Saputangan Na Marsulam Goar Mi,” juga menjadi ikon dalam musik Batak. Lagu-lagu ini terus diingat hingga kini sebagai bagian dari warisan budaya musik Batak.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Arus Balik, Kakorlantas Polri Tinjau Kesiapan Bersama Wamen BUMN
Jack Marpaung adalah ayah dari Novita Dewi, runner-up kompetisi musik X Factor. Keberhasilan putrinya tersebut menunjukkan bagaimana bakat seni mengalir dalam darah keluarga Marpaung.
Pada tahun 2014, Jack mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Ia memilih pensiun dari dunia musik untuk mendedikasikan hidupnya kepada pelayanan gereja. Langkah ini menunjukkan sisi lain dari sosok Jack yang dikenal tidak hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai pribadi yang mendalam dan religius.
Posan Tobing, dalam unggahannya, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam. “Indonesia, khususnya penikmat musik Batak, sangat kehilangan. Hari ini sang maestro musik Batak, Ps. Jack Marpaung, meninggal dunia,” tulis Posan. Ia juga memberikan penghormatan dengan mengingat pengalamannya bekerja sama dengan Jack dalam konser “Tribute to Jack Marpaung.”
Posan menambahkan, “Kami sangat bangga dan beruntung pernah bekerja sama dengan beliau. Semoga karya-karya beliau tetap dikenang sepanjang masa.”
Kabar meninggalnya Jack Marpaung menjadi pukulan berat bagi penggemar musik Batak. Banyak yang mengenang sosoknya sebagai pelopor musik tradisional yang mampu menembus batas zaman. Warisan musikal Jack Marpaung akan terus hidup melalui karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu.
Kepergian Jack adalah kehilangan besar, tetapi dedikasinya pada musik dan budaya Batak akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Selamat jalan, maestro. Rest in peace.