Ruangsidang.com – Upaya Polri dalam mengejar gembong narkoba internasional, Fredy Pratama, semakin intensif meskipun menghadapi berbagai kendala. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memperoleh informasi lebih rinci mengenai lokasi persembunyian Fredy yang berada di pedalaman hutan Thailand, dekat perbatasan dengan Myanmar.
“Dari hasil penyelidikan bersama dengan Kepolisian Thailand, kami menemukan bahwa Fredy masih bersembunyi di wilayah perbatasan antara Thailand dan Myanmar,” ujar Mukti kepada wartawan pada Senin (3/6/2024).
Namun demikian, Mukti belum bisa memberikan detail lebih lanjut mengenai perkembangan proses penyelidikan ini. Ia menegaskan bahwa timnya masih terus mengumpulkan informasi guna memastikan penangkapan Fredy dapat dilakukan dengan tepat.
“Insyaallah, nanti Pak Audi bersama Pak Wadir dan tim akan berangkat ke sana berbarengan dengan tersangka lainnya dan petugas setempat,” tambah Mukti.
Dalam upaya mempercepat penangkapan Fredy Pratama, Polri memandang penangkapan buron nomor satu Thailand, Chaowalit Thongduan, sebagai peluang emas. Mukti menyatakan bahwa keberhasilan ini bisa membuka jalan bagi Polri untuk menangkap Fredy Pratama yang masih bersembunyi di Thailand.
“Kita bergabung dalam operasi ini. Ada hasil, kita juga berharap demikian,” kata Mukti, mengisyaratkan harapan untuk barter dengan pihak Thailand.
Menurut Mukti, penangkapan Chaowalit Thongduan dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar untuk mendorong proses pengejaran Fredy Pratama. “Dia kan gembong besar. Ya saling tukar aja. Barter. Itu yang kita inginkan,” ujarnya.
Mukti juga menyatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri, Direktur Narkoba, dan Direktur Imigrasi untuk meminta bantuan dalam penangkapan Fredy Pratama. “Kita berdoa semoga tim beliau kembali ke Indonesia bisa membawa Fredy Pratama,” tambah Mukti.
Meski begitu, upaya Polri dalam menangkap Fredy Pratama tidaklah mudah. Hambatan geografis dan logistik di pedalaman hutan Thailand serta dekatnya dengan perbatasan Myanmar menjadi tantangan besar. Apalagi, jaringan Fredy Pratama dikenal sangat kuat dan terorganisir, membuat penyelidikan semakin sulit.
Penangkapan Fredy Pratama dianggap sebagai prioritas utama oleh Polri mengingat peran besar Fredy dalam jaringan narkoba internasional. Fredy dikenal sebagai salah satu pemasok utama narkoba ke Indonesia, dengan jaringan yang mencakup beberapa negara di Asia Tenggara.
Penangkapan Fredy juga penting dalam upaya Polri memutus rantai peredaran narkoba di Indonesia. Selama ini, Fredy berhasil lolos dari kejaran aparat hukum dengan cara berpindah-pindah tempat dan memanfaatkan celah di perbatasan negara-negara ASEAN. Kolaborasi internasional pun menjadi kunci dalam upaya penangkapan ini.
Mukti Juharsa menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam memberantas kejahatan narkoba. Menurutnya, tanpa kolaborasi dengan negara-negara lain, upaya menangkap gembong narkoba seperti Fredy Pratama akan sulit berhasil. “Kita harus bekerja sama dengan negara-negara tetangga untuk memastikan bahwa para pelaku kejahatan ini tidak bisa bersembunyi dengan mudah,” katanya.
Namun, optimisme Mukti tampaknya berseberangan dengan kenyataan di lapangan. Sejauh ini, meski berbagai upaya telah dilakukan, Fredy Pratama masih bebas berkeliaran. Hal ini menunjukkan bahwa meski kolaborasi internasional penting, upaya di dalam negeri juga harus diperkuat.
Kendala internal seperti keterbatasan sumber daya dan birokrasi juga menjadi penghalang. Mukti menyebutkan bahwa meski sudah ada kesepakatan dengan beberapa instansi, realisasi di lapangan sering kali tidak sesuai dengan harapan.
Meskipun demikian, Mukti tetap optimis bahwa dengan bantuan dari berbagai pihak, Polri akan berhasil menangkap Fredy Pratama. Ia berharap bahwa dukungan dari instansi terkait dan masyarakat akan semakin memperkuat upaya penegakan hukum dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
Sementara itu, publik menantikan hasil konkret dari upaya Polri ini. Banyak yang berharap bahwa penangkapan Fredy Pratama dapat segera terwujud, mengingat dampak negatif peredaran narkoba yang sangat merugikan masyarakat.
Penangkapan Fredy Pratama bukan hanya tentang menghentikan satu individu, tetapi juga tentang memberikan pesan tegas bahwa Indonesia tidak akan mentolerir kejahatan narkoba. Mukti dan timnya bertekad untuk terus mengejar hingga Fredy dapat ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dalam konteks yang lebih luas, kasus ini juga menjadi cerminan tantangan yang dihadapi oleh penegak hukum di seluruh dunia dalam memerangi kejahatan narkoba. Kolaborasi internasional, dukungan teknologi, serta komitmen dari semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.
Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, harapan untuk melihat Fredy Pratama di balik jeruji besi masih ada. Namun, jalan menuju ke sana masih panjang dan penuh tantangan. Polri diharapkan terus berusaha tanpa henti hingga tujuan tersebut tercapai, demi masa depan Indonesia yang bebas dari jerat narkoba.
Baca juga: MK Mulai Proses Pengadilan untuk 297 Kasus PHPU Pileg 2024, Hakim Tetap Netral!
Sumber: Liputan6.